Sabtu, 18 Februari 2012

BLH Ditunjuk Tangani Banjir Adiwerna


SLAWI – Belum terpecahkannya masalah banjir di selatan kantor Kecamatan Adiwerna hingga sebelah barat rel KA depan kantor UPTD PU, membuat pihak pemkab bakal segera menunjuk BLH untuk melakukan survai dilokasi. Ditunjuknya BLH oleh pemkab memecahkan masalah krusial ini, lantaran banjir diwilayah kota sangat mengganggu keindahan dan kebersihan. Disana juga besar sekali dampaknya terhadap pencemaran air limbah.
Kepala BLH Ir Khoffifah MM tak menampik bahwa tugas dari pemkab itu memang ditujukan ke instansinya. “Kami akan segera turun lapangan untuk melakukan tinjauan tentunya bersama DPU. Dari tinjauan ini nanti akan memudahkan DPU untuk mengetahui tersumbatnya saluran limbah atau riol yang dimungkinkan masuk diaspal dan memotong jalan. Tinjauan lapangan ini kami lakukan diawal tahun 2012 mendatang,” terangnya, Rabu ( 28/12) kemarin.
Terpisah Camat Adiwerna HM Soleh mengaku telah mendesak pemkab berulang kali untuk segera melakukan perbaikan saluran atau drainase yang menjadi pemicu banjir ketika musim penghujan datang. Dia juga tak henti-hentinya melayangkan surat baik melalui DPU Kabupaten Tegal maupun UPTD PU setempat. Dan kepastian tahun 2012 yang dijanjikan pemkab kali ini akan terus ditunggunya, hingga ada realitas dilapangan. “Kadang saya miris melihat kondisi yang ada khususnya dimusim penghujan. Disamping hingga didepan kantor menjadi ajang lautan air lumpur akibat tidak berfungsinya drainase. Kalau hal ini tidak segera mendapat penanganan, pemandangan kubangan ini akan terus ada disaat musim penghujan seperti saat ini,” ujarnya.
Sementara itu Kepala DPU Ir Erling Susiardi melalui sekretarisnya Zefri Yusuf SE  tak menampik sering mendapat aduan terkait banjir diperempatan Kecamatan Adiwerna. Dia mengakui untuk melakukan perbaikan disana masih terganjal minimnya anggaran yang tersedia tahun ini.  Hal tersebut mengingat totalitas dana yang  dimiliki hanya untuk pemeliharaan saja. Sementara untuk menyelesaikan pembangunan secara utuh diperlukan dana yang besar. “Kalau dana pemeliharaan yang relatif kecil dan terbatas itu kita plot untuk satu UPTD, kita tidak punya lagi dana pemeliharaan. Dengan keterbatasan dana pemeliharaan ini membuat pola pemeliharaan dimaksimalkan seefisien mungkin,” terangnya. Hal inilah yang membuat kesan seolah-olah penambalan jalan dan jembatan yang sempat dilakukan terkesan apa adanya.
Soleh pun tak menampik keluhan warga terkait munculnya kubangan diperempatan depan kantor kecamatan tersebut cukup bisa dipahami. Kondisi tersebut  sering menjadi penyebab awalnya terjadinya laka lantas mengingat jalur disana menjadi jalur pintu masuk ke arah Kota Slawi dan jalur pintu keluar sekaligus. Dia berharap sekali dinas terkait bisa memasukkan program perbaikan drainase kedalam program super prioritas, lantaran banjir diwilayahnya bukan setahun dua tahun ini berlangsung. (her)
sumber : www.radartegal.com

Gagasan Pemdes Ujungrusi Beri Wadah Kreatifitas


Kecerdikan pemerintah Desa Ujungrusi dalam menangkap potensi anak muda desa dalam berkesenian patut diacungi jempol. Langkah memberi wadah kreatifitas pada anak muda untuk menghindari perbuatan yang menjurus pada kegiatan amoral ditempuh dengan menggelontorkan dana, untuk mendukung peralatan berkesenian.
GAGASAN yang tercuat di tahun 2008 itu muncul dari Kades Ujungrusi, Miftahuddin SHI. Dia berharap potensi anak muda desa yang belum terserap di dunia kerja tidak tergerus dalam pergaulan bebas yang justru memperburuk citra desanya. "Saat itu kami sengaja mengalokasikan dana untuk mendukung keberadaan alat musik angklung dari Alokasi Dana Desa (ADD). Harapan kami dengan keberadaan alat musik itu bisa memacu potensi pemuda desa untuk mengasah dan mengembangkan bakat berkesenian," cetusnya. Dengan ketersediaan alat itulah menjadi momentum berdirinya kelompok angklung Palung Caraka.
Dibawah tempaan pelatih yang saat itu didatangkan langsung dari Purwokerto grup angklung ini mulai mengepakkan sayapnya selama kurun waktu dua tahun.  "Hingga akhirnya mereka mampu membeli peralatan sendiri, dan mengembalikan peralatan yang sempat kami sediakan. Alat musik itupun akhirnya kami berikan pada kelompok musik angklung generasi kedua yang diberi nama Rengganis. Dimana Rengganis itu sebutan untuk para pemusik yang rata- rata anak muda berkulit ireng, gagah, dan manis," celotehnya.
Kedua grup inipun kini sering berkolaburasi dan menjadi icon aset budaya Desa Ujungrusi, selain 'Terbang Jawa' yang telah kondang sebelumnya dengan prestasi juara I tingkat Kabupaten Tegal.
Terpisah pimpinan grup angklung Rengganis Sairin mengakui saat ini grupnya dipunggawai 30 pemusik sama dengan grup seniornya Palung Caraka yang dipandegani Sugeng.  "Alhamdullilah jam terbang kami sudah sampai di ibukota Jakarta. Dan kami juga sering menerima undangan tampil diacara hajatan, baik perorangan maupun instansi, hingga mengoptimalkan ajang pengenalan diri di pawai ta'aruf," cetusnya.
Soal tarif keduanya mengaku mematok kisaran angka Rp 500.000 hingga Rp 700.000. Keduanya mengaku intensitas latihan mengalami peningkatan bila menjelang tampil dimuka publik. Dimana dalam seminggu bisa sampai 2 hingga 3 kali latihan. Sementara diluar jadwal manggung latihan yang terbagi didua tempat RT 14 untuk Rengganis dan RT 19 untuk Palung Caraka itu berlangsung sekali dalam sepekannya. Miftahuddin SHI sendiri mengaku dalam RPJM Des lima tahun kedepan pihaknya juga telah mengagendakan upaya pembinaan lebih intens pada kalangan muda desa untuk peningkatan nilai budaya lewat berkesenian. ( *)  
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

Jumat, 10 Februari 2012

Wujudkan Area Wisata Kuliner Ujungrusi



TERINSPIRASI dari apa yang telah ada di Kota Tegal, dengan adanya pusat jajanan dan lesehan dengan merk ‘Tegal Laka- Laka’, memacu pemerintah Desa Ujungrusi Kecamatan Adiwerna untuk mewujudkan hal itu di wilayahnya.
Hal ini tidaklah berlebihan, melihat saat ini telah ada potensi dengan berdirinya bermacam sajian kuliner yang terbentang di jalur jalan raya II Adiwerna, khususnya di kawasan Desa ujungrusi. Deretan warung permanen dan semi permanen yang menjajakan aneka sajian berselera itu, menjadi bekal pemerintah desa setempat untuk menyulap kawasan tersebut menjadi ladang wisata kuliner.
Kades Ujungrusi, Miftahudin SHI, mengaku, impian tersebut hendak menjadi kenyataan sejalan dengan rampungnya penyusunan RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) 2011- 2015.
“Dalam penyusunan RPJMDes itu, ada tujuh bidang sasaran yang hendak kita garap. Satu diantaranya  bidang ekonomi. Disini kami akan coba merealisasikan peningkatan pertumbuhan ekonomi lewat pembangunan trading area di jalur dua, berikut ruang terbuka hikau dengan bantuan dana APBD II secara swakelola,” cetusnya.
Dengan adanya trading area shoping center dan ruang terbuka hijau di lokasi jalur dua, dinilainya sangat mendukung terwujudnya areal untuk wisata kuliner. Disana, saat ini sudah ada cikal bakal untuk mewujudkan area wisata kuliner. Sebut saja salah satu warung yang menyajikan nuansa kolam ikan, sate kambing, ayam tumanggang, hingga aneka bakso, kuliner ikan bakar, dan warung padang.
“Dengan adanya ruang terbuka hijau untuk ajang santai dan refleksi diri dan didukung berdirinya shoping center untuk peningkatan ekonomi masyarakat, wisatawan terasa dimanjakan untuk berlama-lama disana sambil menikmati berbagai kuliner yang tersedia,” cetus lelaki yang juga menjabat sebagai Ketua Umum HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) Kabupaten Tegal tersebut.
Diakuinya, selangkah lagi gagasan pemerintah Desa Ujungrusi untuk mengembangkan ‘Trading Area Kebon Raja’ menjadi areal shoping center sebagai wahana ruang publik pedagang Kecamatan Adiwerna khususnya Desa Ujungrusi, akan diwujudkan. Pasalnya, lahan pengembangan yang menggunakan lahan kas desa yang berlokasi di Jalan Raya II Adiwerna sebelah SMPN 3 tersebut, telah rampung masa kontraknya seiring dengan mulai dipanennya tanaman tebu disana. Tanah milik kas desa seluas kurang lebih 1.000 meter persegi tersebut, sesuai rencana bakal didirikan kios sebanyak 20 buah sebagai langkah mengembangan Trading Area Kebon Raja.
“Disisa waktu yang ada, kami sedang memproses terbitnya IMB. Dan terkait lahan desa yang terhubung dengan bekas rel yang dulunya menjadi aset PG Pangkah, juga telah kami upayakan untuk mendapat rekomendasi  terkait pengembangan trading area,” terangnya.
Diungkapkannya, lahan sisa bagian belakang bangunan 20 kios yang rencananya akan didirikan di lahan tersebut, juga akan dimaksimalkan untuk menampung pedagang burung dan pedagang loak, serta pujasera yang selama ini menjadi biang kemacetan di kawasan jantung Adiwerna.
Dijelaskannya, dalam upaya pengembangan trading area shoping center tersebut, sempat mengalami revisi sebanyak tiga kali oleh DPU bidang Tata Ruang dan Bapeda terkait penyesuaian Rencana Ulang Tata Ruang Kota/Kabupaten Tegal (RUTRK).
“Dalam upaya pengembangan nanti, akan mengalami pergesaran lokasi bangunan sejauh 40 meter sesuai ketentuan Rencana Ulang Tata Ruang Kota/Kabupaten. Dalam revisi tersebut, kami juga diharuskan menyediakan fasilitas sosial seperti mushola dan MCK,” katanya. Dari hasil revisi tersebut, dipastikan proses pembangunan kios sudah tidak terkendala perijinan dan bisa dimulai pada tahun ini.
Terpisah, Camat Adiwerna, HM Soleh, menyatakan, pengembangan shoping center trading area tersebut diakui sangat respretentatif sebagai wahana mendukung program Pemkab terkait pengembangan Usaha Kecil Menengah lewat perluasan lahan shoping center. Dia berharap, lewat perluasan ini kedepan shoping center bisa menampung semua icon produk Kabupaten Tegal. Dia tak menampik, upaya pengembangan shoping center kali ini merupakan pengembangan dari kios Kebon Raja yang merupakan trading area.
Dimana fungsi dari keberadaan shoping area ini, ditujukan untuk penataan lingkungan sekaligus aktualisasi ruang publik berkaitan dengan perdagangan. Dan selebihnya, untuk menumbuhkan semangat wirausaha warga sekitar. (*)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com

Adiwerna – Wikipedia


Adiwerna adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia. Adiwerna berbatasan dengan kecamatan Dukuhturi di utara Talang dan Pangkah di timur, kecamatan Slawi dan Dukuhwaru di selatan dan kecamatan Jatibarang Brebes di sebelah barat.
Pembagian Administratif
Kecamatan Adiwerna terdiri dari 21 desa yaitu :
Adiwerna
Bersole
Gumalar
Harjosari Kidul
Harjosari Lor
Kalimati
Kaliwadas
Kedungsukun
Lemahduwur
Lumingser
Pagedangan
Pagiyanten
Pecangakan
Pedeslohor
Penarukan
Pesarean
Tembok Banjaran
Tembok Kidul
Tembok Lor
Tembok Luwung
Ujungrusi
Bahasa
Dalam kehidupan sehari hari masyarakat Adiwerna tidak beda jauh dengan masyarakat Tegal pada umumnya yaitu menggunakan Bahasa Jawa Banyumasan logat/ dialek Tegal, biasanya dikenal dengan dialek ‘nyong’ yang artinya aku.
Budaya
Kebudayaan lainnya yang dapat ditemukan di Adiwerna adalah wayang kulit dan batik tradisional. Ada pula industri kerajinan tangan dan industri logam.
Tempat Menarik
Banjaran Permai
Batalyon Infateri 407/ Padma Kusuma
Pasar Banjaran
Lapangan Manunggal
Makam R.A Kardinah (adik R.A Kartini) di Pesarean
Bioskop Adiwerna
Stasiun Banjaran
Sentra industri makanan kecil (Ujungrusi)
Sentra industri logam (Pesarean)
Bank
Bank Rakyat Indonesia
BCA
Bank Mandiri
Bank Danamon
BNI
BII
Panin Bank
Bank Jateng
Tempat makanan terkenal
Sate Bang Awi di [[Ujungrusi, Adiwerna, Kabupaten Tegal
Ikan Bakar Pring Cendana di Pagedangan (sebelah sealatan SMPN 3 Adiwerna)
Ikan Bakar Angin Mamiri di Pagedangan
sumber  : http://id.wikipedia.org/wiki/Adiwerna,_Tegal